Senin, 02 September 2019

Potensi Wisata Juli Meunasah Jok

Gampong Juli Meunasah Jok Merupaka desa yang secara Topografi berada di lintasan Jalan Bireuen Takengon Persisnya Lintasan KM 2 sampai dengan KM 3.6, hal ini merupak suatu peluang yang belum digarap secara maksimal.

Peluang ini bisa digarap untuk pengembangan Destinasi Wisata Kuliner, Pengembangan UMKM dan lain sebagainya. Untuk Pengembangan Destinasi Wisata Kuliner dan UMKM tentunya memerlukan perencanaan yang matang sehingga program kegiatan tepat sasaran dan berdaya guna luas sehingga penggunaan anggaran tidak boros.


Pengembangan Destinasi Wisata Kuliner dan UMKM harus memenuhi Tiga Kriteria agar objek wisata diminati oleh pengunjung : 
  1. Something to see adalah objek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang bisa dilihat atau di jadikan tontonan oleh pengunjun wisata dengan kata lain objek tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu untuk menyedot minat dari wisatawan untuk berkunjung ketempat tesebut. 
  2. Something to do adalah memberikan perasaan senang. setiap wisatawan yang berkunjung ketempat wisata harus mempunyai perasaan yang senang bahagia, rilex  hal ini tentu harus didukung dengan fasilitas yang diberikan kepada pengunjung wisatawan harus sesuai dengan keinnginan mereka. Sehingga membuat wisata lebih betah berlama - lama ditempat wisata tersebut.
  3. Something to buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang pada umumnya ciri khas daerah atau desa setempat, sehinga ada oleh - oleh yang akan dibawa pulang. 
Dalam pengembangan Destinasi Wisata baru perlu ditingkatkan langkah - langkah yang terarah dan terpadu terutama mengenai pendidikan tenaga kerja dan perencanaan pengembangan fisik yang matang bukan pengembangan fisik sesuai selera kita. kedua hal tersebut hendaknya saling terkait sehingga pengembangan tersebut lebih realistis proporsional. 

Rabu, 14 Agustus 2019

Mencetak Uang dari Tulang Sapi Sisa Rebusan Sop


Tulang sapi bekas dari sisa sop ternyata bisa dijadikan ladang rejeki. Tulang-tulang yang telah dibuang tersebut dapat digunakan untuk kerajinan asesori menarik.   

. Tulang-tulang itu bisa dirangkai satu persatu hingga menjadi daya tarik tersendiri dari pencinta aksesoris, bekasan tulang sapi tersebut bisa diolah menadi gelang anting - anting, bros, manik - manik dan lainya. pengolahan tulang menjadi aksesori tidak membutuhkan modal besar peralatan yang dibutuhkan adalah gergaji, bor dan batu asah.


berikut cara mengolah tulang menjadi aksesoris di zaman modern sekarang ini dunia fashion semakin maju. Terbukti dengan rancangan baju yang semakin bagus dan memanjakan mata khususnya untuk para kaum hawa. Bukan hanya fashion baju, sepatu dan lain-lainnya yang semakin maju, masyarakat juga semakin berkembang dengan kreativitasnya mengubah barang yang terlihat tak ada nilainya menjadi layak jual.
 Mungkin salah satu diantara kalian yang membaca ulasan ini menyukai sumsum sapi yang biasanya disajikan di restoran atau warung-warung pinggir jalan. Kita biasanya hanya mengkonsumsi daging atau sumsum sapi untuk dimakan. Tahukah kalian jika tulangnya juga memiliki nilai jual dan seni yang tinggi ?                       

Sebelum mengubah tulang sapi menjadi sesuatu yang bernilai jual. Langkah pertama untuk memulainya adalah memilih bahannya terlebih dahulu, yaitu tulang sapi. Pilihlah tulang sapi yang bagus dan bertekstur tebal. Jika terlalu tipis maka tulangnya akan sulit untuk dibentuk dan mudah patah.

Pilih salah satunya lalu bentuk mengunakan mesin.Penggunaan mesin ini harus hati-hati dan harus teliti. Di tahap kedua inilah kita menentukan akan dibuat seperti apakah nantinya. Dibutuhkan kehati-hatian yang tinggi dalam hal ini karena ditahap ini kita akan melakukan pembentukan awal. Seperti bentuk kotak terlebih dahulu, mengukur panjang yang kita inginkan dan lebar yang kita inginkan sebelum dibuat menjadi lebih detil seperti ini.

       Setelah itu barulah pembentukan yang mendetail dimulai. Untuk pemula langkah pertama yang harus dilakukan adalah buatlah gambar diatas tulang yang tadi telah dipotong tadi agar memudahkan dalam proses pembentukan. Pembentukannya mengunakan mesin, disini kita harus berhati-hati karena mesin gergaji yang digunakan sangat berbahaya. Gergaji mengikuti garis yang telah dibuat setelah jadi pola yang kita inginkan baru beralih ke tahap pengamplasan. Pengamplasan ini bertujuan untuk membuat bentuknya semakin bagus dan rapih. Jika sudah barulah memasuki tahap pengecatan. Pengecatan ini mengunakan resin dengan tujuan agar tulang menjadi mengkilap dan bagus. Angin-anginkan agar kering.

      Tahap selanjutnya yaitu menyediakan bahan. Saya akan memberikan contoh     membuat yang mudah seperti hanya mengunakan tali kulit, pilihlah yang paling kecil. Ambillah tulang yang yang tadi, lalu gunakan kreativitas anda dalam hal tali temali. Lilitkan tali dibagian pangkal atas tulang yang tadi di bentuk menyerupai taring jangan sampai menutupi lubang yang tadi di buat. Rekatkan mengunakan lem. Lalu ambil tali baru masukkan tali kedalam lubang ukur panjang sesuai keinginan lalu tali. Jika tidak bisa dapat mengunakan kayu yang dibentuk bulat2. Nantinya dapat ditarik kedalam, berfungsi seperti serut untuk mengukur panjang pendeknya kalung. 


Senin, 12 Agustus 2019

Mengolah Daging qurban menjadi dedeng kering



            Pasca Penyembelihan hewan qurban, semua penduduk muslim hampir seluruh dunia mengkonsumsi daging baik itu daging sapi, kerbau, unta kambing dan kibas.  daging qurban yang dikonsumsi tersebut tentuk tidak akan habis sekali konsumsi hal ini dibutuhkan pengawetan daging agar daging tahan lama, baik diawetkan secara didinginkan, diasapi maupun diolah menjadi dedeng yang bisa disimpan dalam jangka waktu lama.



            mengolah dendeng tentu membutuhkan ketrampilan khusus agar dedeng yang kita buat tidak keras dan memiliki cita rasa yang enak dan gurih.
Beragam olahan dendeng pun menjadi favorit banyak orang. Mulai dari dendeng balado hingga dendeng batoko. Banyak yang bingung perbedaan antara kedua olahan dendeng ini. Sebenarnya, dendeng ada dua macam yaitu dendeng kering dan dendeng basah.
Nah sebelum diolah, tentu saja ada beberapa cara membuat dendeng sapi dengan cara dijemur. Berikut cara membuat dendeng sapi yang

Bahan cara membuat dendeng sapi yang dijemur:
·         500 gr daging sapi
·         2 btg serai, memarkan
·         4 lbr daun salam
·         4 cm lengkuas, geprek
·         3 sdm gula merah, sisir halus
·         5 sdm kecap manis
·         kaldu bubuk, secukupnya
·         garam, secukupnya
·         air, secukupnya

Bumbu cara membuat dendeng sapi yang dijemur:
·         6 siung bawang merah
·         4 siung bawang putih
·         3 bh cabe merah
·         3 btr kemiri
·         1 sdm ketumbar
·         1 sdt lada

Cara Membuat Dendeng Daging Sapi Yang Dijemur:
  1. Iris-iris daging sapi tipis-tipis searah dengan arah seratnya agar tidak mudah hancur ketika dipipihkan nanti.
  2. Siapkan wajan, jangan dulu dipanaskan atau ditaruh di atas kompor. Masukkan irisan daging sapi, serta semua bumbu mulai dari bumbu halus, serai, daun salam, lengkuas, gula merah, kecap manis, kaldu bubuk, dan garam. Aduk merata.
  3. Tutup wajan dan diamkan daging yang sudah dibumbui di dalam wajan selama kurang lebih 30 menit untuk proses marinasi.
  4.  Setelah didiamkan, letakkan wajan di atas kompor dan nyalakan kompor dengan api kecil saja. Tunggu beberapa saat hingga wajan panas dan memanaskan daging.
  5. Setelah wajan panas, aduk-aduk daging secara perlahan hingga daging berubah warna. Nantinya, daging yang sudah dibumbui akan mengeluarkan air dan minyak (lemak) ketika dipanaskan. Biarkan proses ini selama beberapa saat sampai semua air dan lemak yang terkandung pada daging keluar semuanya.
  6.  Tuangkan air secukupnya hingga hampir merendam daging. Tutuplah wajan dan masak daging hingga airnya menyusut.
  7.  Angkat daging dan tiriskan dari bumbunya.
  8.  Pukul-pukul potongan daging hingga gepeng/pipih tetapi jangan sampai hancur. Memipihkannya bisa dengan menggunakan ulekan, palu yang dibungkus plastik, atau pukulan khusus daging.
  9. Tatalah daging yang sudah pipih di atas tampah kemudian jemur di bawah terik matahari hingga kering.
  10.  Sesudah daging kering dan menjadi dendeng, berarti sudah siap digunakan.


(Dirangkum dari Berbagai Sumber)

Minggu, 11 Agustus 2019

Mak Meugang dan Bulu Ayam


Megang (Makmeugang)  yang sebenarnya merupakan wujud kepedulian pemimpin (Raja) kepada rakyatnya  pada saat menyambut hari-hari besar seperti Menyambut datangnya bulan Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri dan hari Raya Idul Adha  dengan cara membagi-bagikan daging untuk dinikmati oleh masyarakat bersama keluarga, terutama  bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah (mayarakat miskin). Bebarapa hari sebelum datangnya hari makmeugang, raja mendaftarkan keluarga-keluarga yang dianggab kurang mampu melalui perwakilannya. Tradisi tersebut sampai dengan saat ini masih juga dilakukan/dijalankan oleh masyarakat aceh sesuai dengan perkembangan zaman walaupun caranya sudah jauh berbeda. Para pemimpin tidak lagi membagikan daging seperti yang dilakukan oleh pemimpin dahulu namun ada juga para pimpinan baik itu pimpinan instansi pemerintah  maupun pemimpin perusahaan ada yang menyediakan sejumlah santunan meugang dalam bentuk uang.
Masyarakat Aceh saat ini merayakan  tradisi meugang dengan cara  rame-rame membeli daging pada pedagang ataupun membeli lembu dengan cara mengumpulkan uang dalam satu kelompok masyarakat dengan jumlah anggota kelompok disesuaikan dengan kempampuan anggaran anggota untuk membeli seekor sapi yang akan  disembelih dan dagingnya dibagi sesuai dengan jumlah uang yang dikumpulkan. Hal ini sesuai dengan yang diterangkan seorang tokoh Aceh Besar H. Marwan Muhammad yang dimintai pendapatnya di salah satu warung kopi kawasan Pasar Lambaro kecamatan Ingin Jaya.
Cara membeli sapi dengan mengumpulkan uang inipun, menurut tokoh pemerhati sejarah itu, saat ini sudah mulai ditinggalkan karena masyarakat lebih memilih membeli daging dengan cara yang lebih praktis pada pedagang daging maupun pada pedagang daging musiman yang kerab muncul pada menjelang hari-hari makmeugang tersebut.
Tradisi makan daging pada hari makmeugang dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat aceh baik itu masyarakat bepenghasilan rendah maupun masyarakat mampu, karena bagi masyarakat aceh merayakan hari makmeugang menganggab itu bukan hal yang perlu diperhitungkan dari segi biaya karena mareka punya keyakinan ataupun istilah merakan makmeugang adalah sehari makan enak setelah setahun bekerja. ( sithon tamit siuro tapajoh).
orang Aceh dahulu lebih suka membeli daging dengan cara mengumpulkan uang dan membeli sapi untuk selanjutnya dibagi dengan cara menumpuk karena dengan cara tersebut  mareka akan mendapatkan seluruh bahagian dari tubuh sapi walaupun jumlanya terbatas menurut jumlah uang yang dikumpulkan baik itu daging murni,  lemak, jeroan, (isi dalam ),  dan tulang yang sudah dipotong-potong termasuk kulitnyapun dipotong-potong untuk dibagi sesuai porsinya sehingga daging  yang dibawa pulang siap untuk dimasak.
Sekedar diketahui harga daging sapi di aceh merupakan harga daging yang termahal di indonesia bahkan didunia sekalipun, walaupun hampir setatus persen dari penduduk aceh merupakan petani yang rata-rata ikut memelihara binatang ternak sebagai salah satu sumber pendapatannya. Saat menyambut hari meugang harga daging sapi maupun kerbau naik secara drastis dan miningkat sangat tajam pada hari itu. Yang biasanya harga daging per kg sekitar 130.000,-/kg menjadi 170.000,-/kg namun masyarakat Aceh tidak bermasalah dengan harga yang tinggi yang penting dagingnya tersedia. (Sumber: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbaceh/tradisi-makmeugang-dalam-masyarakat-aceh/)
   Selain membeli daging sapi atau kerbau kebanyakan penduduk aceh juga memotong ayam dan membeli daging ayam pada hari meungang Juta Ekor Ayam disembelih Pada Hari meugang tingginya permintaan ayam pada hari meungang mengakibatkan para pedang harus memasok ayam dari sumatera utara karena kekurangan stok dari dalam.

   Lalu apa hubungannya Mak Meungang dengan bulu ayam seperti judul diatas. Pada hari meungang jumlah ayam yang dipotong mencapai jutaan ekor maka potensi limbah bulu ayam juta mencapai puluhan ton. tetapi sangat disayangkan bulu - bulu ayam tersebut dibuang begitu saja sehingga menjadi limbah yang akan menjadi polusi udara akibat bau busuk yang timbul dari tempat pembuangan sampah Rumah Potong Ayam (RPA). melihat potensi limbah yang melimpah perlu adanya pengembangan inovasi bagaimana carannya memanfaatkan limbah bulu ayam menjadi pundi - pundi rupiah pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Pengolah limbah bulu ayam dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak yang dijadikan tepung bulu kemudian diolah menjadi konsentrat, kemudian bulu ayam juga dapat dijadikan kerajinan tangan yang memiliki nilai jual yaitu diolah menjadi kemoceng. Kemoceng adalah alat kebersihan rumah tangga untuk membersihkan debu - debu pada perabotan rumah tangga.

Jumat, 09 Agustus 2019

Bak Jok dan Manfaatnya


            Pohon Aren (Bak Jok Bahasa Aceh) siapa yang tidak kenal pohon yang satu ini memiliki banyak manfaat. pada zaman dahulu Bak Jok Banyak tumbuh di desa Juli Meunasah Jok yang dulu masih sebuah dusun bagian dari desa Juli seutuy. setiap sudut Gampong Juli Meunasah Jok banyak ditumbuhi Bak Jok (Pohon Aren) bahkan menurut pengakuan salah satu Indatu atau tokoh masyarakat Juli Meunasah Jok atap meunasah (surau) Juli Meunasah Jok Terbuat dari Bulu Ijuk (Bulee Jok) dan dalam perkarangan tempat meunasah itu didirikan banyak ditumbuhi pohon Aren. disinilah cikal bakal diseubut Meunasah Jok yang sekarang menjadi Desa Juli Meunasah Jok.
                  Fokus pembahasan kali ini bukan sejarah Juli Meunasah Jok. tetapi manfaat dari pohon Aren (Bak Jok) itu senndiri. Pohon Aren memiliki banyak manfaat sebagaimana yang dimiliki oleh pohon jenis palma lain yaitu kelapa. Mulai dari batang, daun hingga buahnya semua bisa diolah menjadi beraneka komoditi yang bernilai ekonomis. Hanya saja, berbeda dengan kelapa, untuk pohon Aren ini buah yang dihasilkan tidak bisa langsung dikonsumsi. Hal ini disebabkan buah aren memiliki karakteristik yang berbeda dengan buah kelapa. Dimana untuk buah aren ini, jika dikonsumsi secara langsung akan menimbulkan rasa gatal yang berlebih di kulit. ada beberapa manfaat pohon aren, diantaranya adalah :


1.  Nira dan Gula
   Gula aren ini didapat melalui cara menyadap tanda bunga jantan yang mekar serta menghamburkan serbuk sari berwarna kuning. Caranya, tandan dimekarkan lalu dipukul pukul selama beberapa hari sampai keluar cairan dari dalamnya. Selanjutnya tandan dipotong serta pada bagian ujung digantungkan tahang bambu sebagai penampung cairan yang keluar tersebut.
     Cairan nira yang terkumpul inilah yang kemudian dimasak dan diolah menjadi gula aren. Di beberapa daerah, cairan nira juga kerap diolah sebagai minuman beralkohol melalui sistem fermentasi. Nira mentah bisa pula digunakan sebagai obat pencahar alami, sedangkan nira segar bisa digunakan sebagai pengembang roti.

2.  Kolang Kaling
Kolang kaling berasal dari buah aren yang masih muda. Kolang kaling adalah bagian dari inti buah muda tersebut. Cara mengeluarkan biji tersebut dengan cara membakar buah muda atau merebusnya. Selanjutnya inti buah tersebut direndam dalam air kapur untuk menghilangkan getah yang beracun serta gatal.

3.  Daun
Banyak digunakan sebagai atap rumah rakyat, yang berasal dari daun pohon aren. Daun pohon aren juga bisa digunakan sebagai daun rokok, terutama daun yang masih kuncup. Selain itu, lembar daun pohon aren bisa juga digunakan sebagai pembungkus barang dagangan, atau dipintal menjadi tali.

4.  Bulu
Ijuk pohon aren dapat dipintal menjadi sebuah tali yang sangat kuat, awet dan bisa digunkan di berbagai macam kondisi termasuk di laut. Bulu Ijuk juga dapat dijadikan sapu dan sikat

5.  Papan
Batang pohon aren ini sedikit berkayu pada bagian luar namun lunak berserabut pada bagian dalam. Bagian yang keras bisa diolah menjadi papan, kasau atau tongkat. Sementara bagian yang lunak bisa ditumbuk menjadi sagu, meski hasil sagu aren ini kualitasnya tidak sama dengan sagu rumbia.

6.  Tepung Aren

Tepung aren merupakan tepung yang sangat sulit dicari produk penggantinya. Sebab, tepung aren memiliki keunggulan yang khas dibandingkan tepung jenis lain. Selain itu, tepung aren ini memiliki harga yang sangat mahal, karena untuk mendapatkannya harus melalui proses yang sulit. Mengingat, pohon yang hendak diambil tepungnya tersebut harus berumur minimal 20 tahun




Potensi Lidi Kelapa Dalam Yang Belum Termanfaatkan


Kecamatan Juli dikenal dengan potensi kelapa dalam yang luas. Kecamatan Juli Memiliki Luas Lahan kelapa dalam seluas 1.458 Ha dengan potensi produksi kopra 1.312 Ton/Tahun, masyarakat kecamatan Juli masih belum memanfaatkan potensi lain yang ada pada tanaman kepala yaitu daun atau lidi.  sangat disayangkan sangat jarang ada masyarakat yang memanfaatkan potensi tersebut untuk penambahan ekonomio keluarga, pada dari lidi tersebut bisa diproduksi untuk lidi tusuk bungsus mie dan pecal, sapu lidi, kerajinan dan lainya.
pemanfaatannya pun sangat mudah, hanya tinggal membersihkan bagian daun kelapa dalam dan di ambil tulang daunnya. Kemudian di jemur di bawah matahari  hingga kering. peluang ekspor lidi ke luar negeri pun sangat terbuka dengan syarat yang di tetapkan, Karena sapu ini di jual ke negara lain, atau di ekspor. Tingkat kelembapan sapu ini tidak boleh lebih dari 30 %
Bahan dasar sapu ini tentu tidak sulit di temukan. Karena kabupaten Bireuen dan Kecamatan Juli Khususnya  merupakan sentra perkebunan kelapa dalam. Sehingga bahan baku tersedia melimpah, Menurut pengakuan salah satu tokoh Kecamatan Juli

Kamis, 08 Agustus 2019

Posyantek Seulanga Keumang Kembangkan Mesin Coper Multi Fungsi


Penggalian potensi sumber daya lokal Desa Juli Meunasah Jok Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen yang meliputi bidang pertanian, peternakan, perdagangan dan usaha home industri kecil-kecilan perlu di kembangkan karena dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui kegiatan Posyantek di tingkat desa di Desa Juli Meunasah Jok diharapkan dapat mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian usaha ekonomi produktif masyarakat Desa/Kelurahan melalui pengembangan usaha dan peningkatan pendapatan maupun pemenuhan kebutuhan dasar Desa/Kelurahan sesuai dengan kebutuhan.
                Posyantek yang bernama Posyantek Seulanga Keumang ini mengembangkan sebuah alat Cincang Multi Fungsi yang halnya dengan me sin penghancur atau penggiling kotoran hewan ternak yang ha silnya dijadikan pupuk (kandang). Arsyadi selaku ketua Posyantek Seulanga Keumang memaparkan sistem kerja dari mesin ini, yaitu sesuai dengan volume banyaknya sampah yang akan digiling.
Satu karung kotoran ternak kering ini mampu dilembutkan tidak lebih dari 5 menit. Mesin dengan kapasitas 10.5 DK / 2400 ppm mempunyai daya kerja 9.5 DK yang menggunakan bahan bakar solar. Sedangkan untuk penggilingnya sendiri terbuat dari plat besi setebal 3mm dengan berat 500 Kg.
“Proses awal sebelum menjadi pupuk ini, kotoran ternak yang basah dikeringkan dulu selama 12 minggu, tergantung dengan panasnya matahari. Setelah itu disaring dan diambil butiran-butiran kotoran (murni) yang kemudian diolah (digiling) dengan ‘Mesin Cooper’ tersebut. Memang banyak para peternak yang mencampur kotoran ini dengan tanah. Namun, produksi kami sangatlah murni,” terang Arsyadi sambil menunjukan kerja alat selep kotoran ternak ini.
                Secara umum Posyantek di tingkat Desa ini bertujuan guna mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian usaha dan ekonomi produktif masyarakat Desa/Kelurahan melalui pengembangan usaha dan peningkatan pendapatan maupun pemenuhan kebutuhan dasar di Desa/Kelurahan sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan secara khusus bertujuan untuk meningkatkan peran aktif Posyantek Seulanga Keumang dalam proses pengambilan keputusan pembangunan secara terbuka, demokrasi dan bertanggung jawab.
                Selain itu juga Posyantek ini di targetkan mampu mengembangkan kemampuan usaha dan peluang berusaha dalam rangka peningkatan pendapatan kesejahteraan bagi Desa/Kelurahan. Salah satunya yaitu menciptakan kesempatan kerja melalui pengembanga usaha dalam rangka mengurangi pengangguran.
                “Tujuan utama kami yaitu menguatkan kapasitas kelembagaan agar berfungsi dan berperan optimal sebagai pengelola kegiatan dalam rangka pemberdayaan masyarakat desa. khususnya masyarakat Juli Meunasah Jok